Sunday, January 05, 2014

Welcome 2014



Ah, I just realize that today was the last day of my holiday. I don't know why the times goes by. But I'm happy enough 'cause 2013 finally turned into 2014. For me, 2013 wasn't a good year but wasn't a bad one too! Let's open the book for new journey. New year, new journey, new friend, new wish, new dream and now we should make it happen! *cheers* (:

Saturday, November 23, 2013

It's Weekend!



Lately I often listen to this song because I'd love to read the lyrics. This is a good song, really really a good one. Hope you enjoy this and enjoy your weekend too! (;

Sunday, November 10, 2013

Hello (;

Hi! It's been a long time to not update a post here. Sorry but actually, my netbook was broken. I should be thankful cause my Dad would repair it.
Now, I just want to tell you that I have cut my long hair into medium-short hair. Here you are!
source : instagram.com/cinancinan
What do you think? Yes, it was selfie and I did it when I was in my classroom. Since I got in the high school, my attitude literally changed. Everything has changed! Lol, but I'm serious. Oh, now I'm "alone". Yes, I'm single. Even we're broke up, we're still have a good relationship as best friend (he's crazy too!). Yes, he is very, very, very nice and he was so damn genius!
Okay, now, I should take my English sub seriously at my school to get a scholarship, of course! If you want to ask me anything, you can ask me on ask.fm/cnnty and I'll be pleased to answer your question. Sorry for the bad grammar. So, meet you again soon! (;

Saturday, August 04, 2012

Untitled -- Indonesian Language Only


Halooo! Akhirnya gue nulis lagi. Udah lumayan lama juga ya nggak ngeblog. Nah, sekarang ini kita ketemu di bulan yang penuh, penuh dengan berkah yang ada khususnya buat umat Islam di seluruh dunia. Oke, nggak mau ngomongin SARA. Well, Cuma mau cerita aja nih. Mulai ya?
Dua hari yang lalu sehabis gue pulang sekolah. As usual, gue selalu naik kendaraan umum—angkot dan bus kota. Ada sih motor di rumah, tapi gue nggak bisa ngegunain itu motor. Lagipula gue belum ada izin dan umur belum memenuhi syarat. Sekolah emang ngebolehin murid-muridnya bawa motor asal bisa dan selalu pakai helm. Diluar itu? Sekolah nggak tanggung jawab.
Lho kok ngelantur? Oke balik lagi. Karena gue naik kendaraan umum pas pulang sekolah biasanya gue turun di Stasiun Tebet terus nyebrang dan harus naik kendaraan umum lagi untuk tepat sampe di rumah. Nah, siang itu murid-murid dipulangin cepet karena satu dan lain hal, so gue langsung balik. Sesampainya gue di Stasiun Tebet gue berpapasan sama seorang kakek yang kelihatannya berprofesi sebagai penjual. Dia memikul jualannya yang hari itu ludes. Semoga aja ludesnya karena laku banyak yang beli lah ya. Dan saat berpapasan itu, gue perhatiin kakek itu. Dari atas sampai ke bawah. Apa yang gue liat? Fisiknya. Dengan kulitnya yang kehitaman—gue yakin itu karena sering kebakar matahari pas jualan, kulitnya yang sudah berkerut dimakan umur, rambutnya yang beruban, ditambah pikulannya yang sangat gue yakin itu bener-bener berat. Gue hampir nangis ngeliatnya. Walaupun di kelas gue dikasih predikat cewek galak—Oh God Why?—gue gampang iba sama orang apalagi seorang kakek tua+renta kerja buat keluarganya. Sebenernya mau bantuin, tapi bantu apa? Mau ngasih uang? Bisa aja sih, tapi kalo kayak gitu nanti orangnya malah tersinggung, salah lagi deh gue *hiks*. Mau beli barang jualannya, tapi pikulannya udah abis. Serba salah banget. Yaudah, gue lanjutin perjalanan pulang gue.
Gue pun nyebrang rel untuk ke Selmis. Di situ gue berpapasan lagi sama seorang kakek yang beda pekerjaan sama kakek yang gue temuin lebih dulu. Kakek kedua ini pengemis. Dilihat dari fisik sih, nggak jauh beda. Malah kakek ini lebih muda 2-3 tahun daripada kakek yang pertama. But, dia mengemis? Ngelihat itu, gue sama sekali nggak ada rasa iba. Sama sekali nggak. Bayangin, kakek pertama yang lebih renta daripada kakek kedua rela mikul jualannya yang begitu berat dan keliling buat dapet uang, sedangkan kakek kedua hanya berdiri di tempat dan mengangkat sebelah tangannya yang menanti selembar atau sekeping receh dari orang yang lewat. Bisa kalian nilai sendiri yang mana yang bisa dikasihani? That’s why, gue nggak kasihan dan iba sama kakek kedua.
Next day, gue berangkat ke sekolah as usual naik angkot dan bus kota. Demi menghindari kemacetan, kepenuhan bus, dan ketelatan, gue jalan dari rumah jam setengah 6 pagi. Oke, nggak penting dibahas-_-. Lanjut. Sesampainya gue di Stasiun Tebet buat ngelanjutin perjalanan, gue nggak sengaja ketemu lagi sama kakek pertama yang gue temuin kemarin. Gue inget betul ciri-ciri kakek pertama itu. Gue lihat, pikulannya masih penuh, mungkin karena dia baru mau berjualan. Pikulannya diisi sama berbagai macam keripik dan kerupuk, kayak rengginang—tau ga? Itu lho keripik dari ketan yang dikeringin terus digoreng. Enak deh pokoknya, apalagi kalo masih hangat. Yumm :9
Maap jadi ngelantur-_-v Akhirnya, gue tau apa yang dia jual. Mau beli, tapi masa iya bawa-bawa keripik mentah ke sekolah? Ntar gue dapet masalah lagi di sekolah. Huft. Dunia ini jahat ya, mau nolong banyak halangannya. Yaudah, karena bus yang gue tunggu-tunggu udah dateng, gue langsung naik. Kakek itu juga udah jalan buat ngejualin keripik-kerupuknya itu. Good luck ya kek, kalo ketemu lagi nanti aku beli rengginangnya :3
Done. Cukup segini aja ya postingan terbarunya. Kapan-kapan gue nulis lagi deh. Maaf ya  kalo ada salah kata, gue kan hanya manusia biasa, ckck. Ihiiy!